TUGAS MAKALAH
DOSEN : Nanang Muslimin, S.SiT
“ANGKA KEMATIAN IBU”
Oleh :
MIFTAHUL JANNAH
P10.581
KELAS II.A
AKADEMI KEBIDANAN
PELITA IBU KENDARI
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha ESA karna
kasih dan karunianya telah memberikan kesehatan dan kekompakan kepada kita
semua untuk menjalan aktifitas dengan tidak kurang satu apapun. Bukan hanya
itu, tetapi kemampuan untuk berfikir yang baik sehingga menjadi individu yang
bertanggung jawab terhadap orang lain dan diri sendiri.
Sehingga
dengan penuh tanggung jawab dan dewasa kami dapat mengembangkan tugas yang
diberikan, dengan tujuan untuk menjadi Bidan yang berkualitas dan bermutu.
Dengan tugas ini, kami dapat memberikan pengertian dan penjelasan kepada orang
lain untuk dapat menghindarkan segala jenis tindakan yang merugikan diri
sendiri pada khususnya dan orang lain pada umumnya.
Kami
berharap bukan hanya diketahui, tetapi hindarkan diri dari hal – hal yang tak
bermanfaat sacara positif.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang
besar kepada pembaca. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
kami perlukan untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.
Assalamu alaikum wr. wb
Kendari,
Februari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG...................................................................................................
B. RUMUSAN
MASALAH..............................................................................................
C. TUJUAN...................................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
DAN KLASIFIKASI KEMATIAN IBU......................................................
B. PENYEBAB
KEMATIAN DAN KESAKITAN IBU...........................................................
C. PERAN
TENAGA KESEHATAN TERAMPIL
SEBAGAI
PENOLONG PERSALINAN.........................................................................
BAB III.PENUTUP
A. KESIMPULAN...........................................................................................................
B. SARAN.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Setiap tahun sekitar 160 juta
perempuan di seluruh dunia hamil. Sebagian besar kehamilan ini berlangsung
dengan aman. Namun, sekitar 15% menderita komplikasi berat, dan sepertiganya
merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu. Komplikasi ini mengakibatkan
kematian lebih dari setengah juta ibu setiap tahun. Dari jumlah ini
diperkirakan 90% terjadi di Asia dan Afrika subsahara, 10% di Negara berkembang
lainnya, dan kurang dari 1% di Negara-negara maju. Di beberapa Negara resiko
kematian ibu lebih tinggi dari 1 dalam 10 kehamilan, sedangkan di Negara maju,
resiko ini kurang dari 1 dalam 6000.
Mortalitas ibu merupakan salah satu indikator utama status kesehatan
suatu populasi. Indikator ini dan mortalitas bayi sudah lazim digunakan untuk
membandingkan status kesehatan Negara Amerika Serikat dengan Negara lainnya. Angka
mortalitas ibu yang terendah biasa ditemukan pada Negara yang memiliki
homogenitas tinggi, Negara industrii, dan Negara maju. Negara yang belum
berkembang memiliki angka yang lebih tinggi akibat tingginya angka kemiskinan
dan kurangnya kegiatan kesehatan masyarakat. Di Amerika Serikat, angka kematian
ibu biasanya lebih tinggi pada orang kulit hitam dan Latin dibandingkan angka
kematian ibu orang kulit putih dan Asia. Usia juga berpengaruh pada mortalitas
ibu.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari
makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dan
klasifikasi Kematian Ibu ?
2. Apa penyebab kematian dan
kesakitan ibu ?
3. Bagaimana peran tenaga
kesehatan dalam menurunkan Angka Kematian Ibu ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui
pengertian dan klasifikasi Kematian Ibu.
2. Untuk mengetahui penyebab
kematian dan kesakitan ibu.
3. Agar kita mengetahui
bagaimana peran tenaga kesehatan dalam menurunkan Angka kematian Ibu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI KEMATIAN IBU
Kematian ibu atau kematian maternal
adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam 42 hari sesudah
berakhirnya kehamilan, tidak tergantung pada tempat atau usia kehamilan. Indikator
yang umum digunakan dalam kematian ibu adalah Angka Kematian Ibu (Maternal
Mortality Ratio) yaitu jumlah kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup. Angka
ini mencerminkan obstetrik yang dihadapi oleh seorang ibu sewaktu hamil.
Rumusnya sebagai berikut :
Jumlah kematian ibu hamil, persalinan, dan
nifas yang dicatat selama 1 tahun
Angka Kematian Ibu = X 1000
Jumlah
kelahiran hidup pada tahun yang sama
Sebagai
pembilang tidak tergantung dari lamanya kehamilan, tetapi termasuk kematian ibu
karena kecelakaan dan sebab lainnya yang tidak berkaitan dengan kehamilan atau
persalinan. Bila pengamatan masa nifas dirasakan terlalu lama, dapat digunakan
pengamatan 7 hari atau 42 jam setelah berakhirnya kehamilan.
Kesulitan dalam perhitungan MMR adalah memperoleh data tentang ibu hamil
dan kematian ibu yang jarang dilaporkan. Pengumpulan data dapat dilakukan
dengan survey khusus terhadap ibu – ibu pasangan usia subur yang diikuti
prospektif untuk menemukan kehamilan sampai persalinan dan masa nifas, tetapi
cara ini membutuhkan tenaga, waktu dan biaya yang sangat besar. Untuk menjamin
ketetapan hasil pengamatan dibutuhkan minimal 50 kematian ibu dank arena
kematian ibu cukup kecil maka dibutuhkan sampel yang sangat besar.
Rumah sakit dan dokter membedakan tipe kematian ibu dalam 2 kelompok :
1. Kematian akibat penyebab
obstetric langsung, yang dikaitkan dengan penyebab obstetric dan penyelenggara
layanan kesehatan.
2. Tidak langsung, yang
dikaitkan dengan kondisi yang sudah dialami dan kematian bukan disebabkan oleh
tindakan penyelenggara layanan kesehatan, misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS,
dan penyakit kardiovaskular.
Secara global 80% kematian ibu
tergolong pada kematian langsung. Pola penyebab langsung di mana-mana sama, yaitu
perdarahan (25%, biasanya perdarahan pascapersalinan), sepsis (15%), hipertensi
dalam kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%),
dan sebab-sebab lain (8%).
B.
PENYEBAB KEMATIAN DAN KESAKITAN IBU
Diperkirakan dari setiap ibu yang
meninggal dalam kehamilan, persalinan, atau nifas, 16 – 17 ibu menderita
komplikasi yang mempengaruhi kesehatan mereka, umumnya menetap. WHO
memperkirakan sekitar 10% kelahiran hidup mengalami komplikasi perdarahan
pascapersalinan. Komplikasi paling sering dari perdarahan pascapersalinan
adalah anemia.
Infeksi juga merupakan penyebab
penting kematian dan kesakitan ibu. Insidensi infeksi nifas sangat berhubungan
dengan praktik tidak bersih pada waktu persalinan dan masa nifas. Infeksi
Menular Seksual dalam kehamilan merupakan factor resiko untuk sepsis, infeksi
HIV/AIDS berhubungan dengan peningkatan insiden sepsis.
Eklampsia secara global terjadi pada
0,5% kelahiran hidup dan 4,5% hipertensi dalam kehamilan. Preeklampsia
mempengaruhi banyak organ vital. Persalinan macet merupakan 8% penyebab
kematian ibu secara global. Persalinan lama merupakan pula penyebab kematian
janin.
Insiden aborsi tidak aman secara global
adalah sekitar 20 juta per tahun, atau 1 di antara 10 kehamilan atau 1 aborsi
tidak aman dengan 7 kelahiran hidup. Komplikasi yang terjadi berupa sepsis,
perdarahan, trauma genital dan abdominal, perforasi uterus, dan keracunan bahan
abortufasien.
Kesakitan yang menyusul penyebab
tidak langsung adalah misalnya anemia, malaria, hepatitis, tuberkolusis, dan
penyakit kardiovaskuler. Salah satu kesakitan yang utama adalah anemia, yang
disamping menyebabkan yang disamping menyebabkan kematian melalui henti
kardiovaskular, juga berhubungan dengan penyabab langsung kematian ibu. Malaria
meningkatkan risiko anemia ibu, prematuritas, dan BBLR pada kehamilan pertama.
Penyebab Utama Kematian Ibu di Indonesia
Penyebab kematian ibu sejak dahulu
tidak banyak berubah, yaitu perdarahan, eklampsia, komplikasi aborsi, partus
macet, dan sepsis. Perdarahan yang bertanggung jawab atas sekitar 28% kematian
ibu, sering tidak dapat diperkirakan dan terjadi tiba-tiba. Eklampsia merupakan
penyebab nomor 2, yaitu sebanyak 13% kematian ibu. Aborsi tidak aman merupakan
penyebab dari 11% kematian ibu. Penyebab kematian ibu lainnya adalah sepsis,
kontributor 10% kematian ibu di Indonesia. Resiko kematian ibu dapat ditambah
dengan adanya anemia, penyakit infeksi seperti malaria, TBC, hepatitis atau
HIV/AIDS.
Disamping pelbagai penyebab yang
diuraikan di atas, Indonesia masih menghadapi berbagai masalah yang secara
langsung ataupun tidak langsung berperan mempersulit upaya penurunan AKI,
seperti masalah pertumbuhan penduduk, transisi demografi, desentralisasi,
utilisasi fasilitas kesehatan, pendanaan dan kurangnya koordinasi instansi
terkait baik di dalam negeri maupun bantuan dari luar negeri.
C.
PERAN TENAGA KESEHATAN TERAMPIL SEBAGAI PENOLONG PERSALINAN
Pola kematian ibu menunjukkan
perlunya pelayanan emergensi obstetric dan neonatal dan tersedianya tenaga
kesehatan terampil sebagai penolong persalinan.
Pelayanan oleh tanaga kesehatan terampil :
Reorientasi Kategori
Pelayanan Presalinan
Pengalaman negara-negara yang tekah
berhasil mengendalikan AKI memberikan pelajaran tentang 3 hal. Pertama, para
penentu kebijakan dan para pengelola sadar betul bahwa ada masalah, dan masalah
tersebut dapat diatasi, sehingga diambil keputusan untuk segera bertindak.
Kedua, mereka yang memilih strategi yang sederhana saja, yaitu bukan hanya
asuhan antenatal, tetapi juga asuhan professional saat dan pascapersalinan
untuk semua ibu oleh tenaga kesehatan terampil, dengan didukung oleh pelayanan
rumah sakit. Ketiga, mereka yakin bahwa akses pada semua pelayanan ini secara
finansial dan geografis tersedia untuk seluruh penduduk.
Mendekatkan Pelayanan yang Aman pada Ibu
Semua kehamilan dan persalinan, bukan hanya yang beresiko, memerlikan
pelayanan professional oleh tenaga kesehatan terampil. Konsepnya adalah
persalinan yang membutuhkan kedekatan dengan tempat dan cara ibu itu hidup,
dekat dengan budayanya. Namun, pada saat yang sama tenaga profesional terampil
tersedia dan setiap saat dapat berbuat
sesuatu bilamana terjadi komplokasi. Jenis pelayanan seperti ini diharapkan
dapat responsive, terjangkau, dan tenaga kesehatan harus kompeten dalam
melaksanakan kegiatananya.
Jika Ada Komplikasi
Sebagian kecil ibu dan bayi baru lahir mengalami masalah yang memerlukan
penanganan lebih kompleks. Oleh karena itu itu, perlu rumah sakit back up untuk
membantu menangani masalah atau komplikasi yang terjadi. Kriteria pengiriman
back up bukan hanya apakah komplikasi itu membahayakan jiwa atau emergensi,
tetapi juga kompleksitasnya.
Jangan Lupakan Masa Nifas
Masa nifas masih potensial mengalami komplikasi sehingga perlu perhatian dari tenaga kesehatan.
Kematian ibu masih dapat terjadi pada masa ini karena perdarahan atau sepsis,
serta kematian bayi baru lahir. Ibu-ibu pascapersalinan , lebih-lebih yang
sosio-ekonomi dan pendidikan kurang, sering tidak mengerti potensi bahaya masa
nifas ini. Mereka yang melahirkan di rumah, sering tidak memperoleh pelayanan
nifas. Umumnya kita menganjurkan agar ibu memeriksakan diri 6 minggu pasca
persalinan, yang sesungguhnya kurang evektif. Lebih-lebih bila pemeriksaan ini
dilakukan oleh orang yang berbeda, serta lokasi yang berbeda pula dengan lokasi
persalinan. Sering kita lihat angka kunjungan pascapersalinan rendah, tanpa ada
upaya memperbaikinya.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kematian ibu atau kematian maternal
adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam 42 hari sesudah
berakhirnya kehamilan, tidak tergantung pada tempat atau usia kehamilan.
Indikator yang umum digunakan dalam kematian ibu adalah Angka Kematian Ibu (Maternal
Mortality Ratio) yaitu jumlah kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab kematian ibu sejak dahulu
tidak banyak berubah, yaitu perdarahan, eklampsia, komplikasi aborsi, partus
macet, dan sepsis. Resiko kematian ibu dapat ditambah dengan adanya anemia,
penyakit infeksi seperti malaria, TBC, hepatitis atau HIV/AIDS.
B.
SARAN
Untuk Pemerintah
Hendaknya menyediakan akses pelayanan kesehatan yang
memadai, efektif, dan terjangkau.
Untuk Tenaga Kesehatan /
Bidan
Hendaknya memberikan pelayanan kesehatan yang kompeten
dan profesional.
Untuk Masyarakat / Ibu
Sadar akan masalah kesehatan yang dapat membahayakan
jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Eko., Dewi
Anggraeni. 2002. Pengantar Epidemilogi
Edisi 2. Jakarta : EGC.
Manuaba, IBG DSOG. 1997. Kualitas Sumber Daya Manusia dan Penurunan
AKI. Ujung Pandang : POGI XI.
Prawirohardjo, Sarwono.
2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina
Pustaka.
0 komentar:
Posting Komentar